Bandarlampung – Ratusan petani dari Kabupaten Lampung Timur melakukan unjuk rasa di Polda Lampung pada Kamis (17/10) siang, menuntut keadilan terkait tanah mereka yang disertifikatkan oleh mafia tanah.
Karena cuaca yang sangat panas, Polda Lampung mengarahkan para pengunjuk rasa untuk menyampaikan aspirasi mereka di dalam Gedung GSG Presisi Polda Lampung.
Salah seorang anak petani, Cindi, mengungkapkan keluhannya terkait tanah milik ibunya yang telah diserobot oleh mafia tanah. Ia menyatakan bahwa keluarganya telah melaporkan kasus tersebut ke Polda Lampung, namun hingga saat ini belum ada perkembangan terkait laporan mereka.
Kadiv Advokasi LBH Bandar Lampung, Prabowo Pamungkas, yang mendampingi para petani, menjelaskan bahwa petani penggarap di Kota Baru terancam kehilangan tanah mereka akibat perampasan oleh pihak Pemprov. Selain itu, petani terus dihadapkan pada kemiskinan dan kini terancam kehilangan lahan.
Prabowo juga menambahkan bahwa petani Kota Baru menjadi korban kriminalisasi oleh pihak yang diduga memiliki keterkaitan dengan Pemprov. Saat ini, laporan terhadap petani sudah masuk ke tahap penyidikan, sedangkan laporan penggusuran yang diajukan petani dihentikan di tahap penyelidikan (SP2Lid).
Petani penggarap dari Desa Sripendowo juga telah melaporkan dugaan adanya mafia tanah di lahan mereka ke Polda Lampung pada 29 Mei 2024. Namun, hingga hari ini, saat mereka mendatangi Polda Lampung, proses pengungkapan kasus tersebut belum dilakukan.
“Meskipun Kapolri telah berkomitmen untuk memberantas mafia tanah, Polda Lampung seakan lamban merespons dan menangani kasus ini,” katanya.
Karoops Polda Lampung, Kombes Ardiyansah Daulay, menyatakan bahwa Polda Lampung siap menerima laporan dari para petani dan akan menindaklanjuti laporan tersebut.
Aksi unjuk rasa berjalan kondusif, dengan anggota Polwan dan Polki Bintara baru terlihat membagikan minuman dan makanan ringan kepada para pengunjuk rasa.
Beberapa perwakilan pendemo telah diundang untuk melakukan audiensi bersama Satreskrimum, dan proses audiensi tersebut masih berlangsung hingga berita ini diturunkan. (**)